Kedatangan Jamaah Haji Provinsi Kalimantan Tengah dalam Perspektif Kesehatan
Oleh: Eman Prasetyo, SKM, M.Kes
![]() |
Foto diambil dari internet |
Tepat pada tanggal 30 September 2016 jamaah haji kloter terakhir 13 yang berasal dari Provinsi Kalimantan Tengah telah tiba di tanah air Indonesia khususnya di Kota Palangkaraya. Penulis menyaksikan para jamaah haji terlihat turun dari pesawat di Bandara Tjilik Riwut dengan wajah senang dan gembira serta ada beberapa jamaah haji yang melakukan sujud syukur sebagai perwujudan rasa syukur kehadirat Allah SWT. Pada kesempatan ini penulis akan mengulas tentang kedatangan jamaah haji dalam konteks kesehatan atau khususnya dari segi surveilans epidemiologi pasca kedatangan jamaah haji dari Saudi Arabia. Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah - masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalh masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan (Kepmenkes No 1116/MENKES/SK/VIII/2003).
Situasi global penyakit infeksi emerging di Saudi Arabia
Penyakit infeksi emerging adalah penyakit infeksi yang cepat menyebar pada suatu populasi manusia yang dapat berasal dari virus, bakteri atau parasit dan salah satunya adalah Mers- CoV. Pada tahun 2016 ini beberapa negara yang melaporkan kasus MERS CoV adalah Saudi Arabia (124 kasus/52 kematian), Uni Emirat Arab (3 kasus/1 kematian), Bahrain (1 kasus/1 kematian), Qatar (3 kasus/1 kematian) dan Oman (1 kausu/0 kematian) sumber ; laporan mingguan subdit PIE Ditjen PP dan P Kemnkes RI bulan Agustus 2016.
Kondisi jamaah haji Kalimantan Tengah
Perlu kita ketahui bahwa sekitar pertengahan bulan Agustus 2016 sebanyak 1.095 calon jamaah haji Kalimantan Tengah yang berangkat untuk menunaikan ibadah haji yang terbagi atas 4 kloter melalui embarkasi Banjarmasin. Setelah melakukan ibadah suci maka jamaah haji Kalimantan Tengah tersebut datang ke Palangkaraya pada akhir bulan September 2016 dengan total sebanyak 1089. Jumlah yang berangkat dengan jumlah yang datang terdapat selisih pengurangan sebanyak 6 jamaah dengan keterangan ( 4 wafat, 1 tanazul di Banjarmasin dan 1 orang masih di rawat di RS di Arab Saudi) sumber : Data SE KKP Palangkaraya tahun 2016.
Apa kaitan antara situasi penyakit global dan kedatangan jamaah haji ?
Jamaah haji Kalimantan Tengah yang melakukan ibadah suci di Saudi Arabia sekitar 40 hari dan mereka bertemu serta berkumpul dengan berbagai etnis muslim yang ada di seluruh penjuru dunia sehingga berpotensi untuk tertular penyakit yang sedang mewabah atau terjadi di sana khususnya Mers CoV. Melihat hal tersebut diatas maka tim kesehatan haji Debarkasi Haji Antara Palangkaraya yang terdiri atas KKP Palngkaraya dan Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah membuat langkah langkah cegah tangkal keluar masuknya penyakit yang bertujuan untuk melindungi jamaah haji pada khususnya serta masyarakat Kalimantan Tengah pada umumnya. Langkah yang dilakukan diantaranya melakukan koordinasi dengan petugas TKHI tiap kloter, menyipakan tim kesehatan di Bandara Banjaramsin, melakukan pengukuran suhu jamaah haji pada saat tiba di bandara serta pada saat di asrama haji serta menyiapkan tim kesehatan di poliklinik asrama haji 24 jam serta pemasangan media informasi berkaitan dengan kesehatan jamaah haji dan MERS CoV. Alhamdulillah pada tahun ini belum ada laporan suspek MERS CoV pada Jamaah Haji Kalimantan Tengah meskipun hasil pengukuran suhu pada saat kedatangan ada 6 orang yang suhunya ≥ 38,5 0 C akan tetapi setelah di observasi dan dirawat di poliklinik asrama haji bukan kategori suspek MERS CoV.
Apa yang perlu dilakukan jamaah haji Kalimantan Tengah setelah tiba di tanah air?
Setiap Jamaah haji pasti mendapatkan buku kesehatan haji atau buku hijau yang dibawa oleh jamaah haji dari berangkat sampai pulang ke tanah air. Di Buku Kesehatan haji tepatnya di bagian akhir setelah halaman 38 terdapat kertas atau kartu yang berwarna kuning dengan judul K3JH (Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji). Kartu tersebut pada saat kedatangan jamaah haji telah dilegalisasi oleh petugas KKP Palangkaraya. Kartu tersebut merupakan bagian dari sistem Surveilans epidemiologi jamaah haji Indonesia dimana hal tersebut yang harus diperhatikan oleh jamaah haji. (gambar terlampir). Intinnya dari kartu tersebut yaitu bahwa jamaah haji masih dalam pengawasan kesehatan selama 14 hari atau 2 minggu dimana apabila dalam 2 minggu sejak kedatangan jamaah haji dari tanah suci masih sehat maka berikan kartu tersebut ke puskesmas terdekat dan apabila jatuh sakit pada waktu 2 minggu sejak kedatangan maka diwajibkan berobat dengan membawa Buku Kesehatan Haji.
Semoga apa yang disampaikan penulis ini bermanfaat bagi jamaaah haji Kalimantan Tengah dan mari kita semua berdoa kepada Allah SWT semoga para jamaah haji mendapat predikat mabrur dan sehat serta bagi jamaah haji yang wafat semoga diterima amal baiknya oleh Allah SWT dan diampuni dosa dosanya. Amiin Ya Robbal Alamin
![]() |
Buku Kesehatan Haji Indonesia |
![]() |
Lembar K3JH |
![]() |
Petugas sedang membantu jamaah haji lanjut usia |
![]() |
Koordinasi tim KKP Palangkaraya dengan TKHI salah satu kloter Jamaah Haji Kalteng di Debarkasi Induk Banjarmasin |